Jumat, 06 Juni 2008

Pengalaman Agamis di Sebuah Bengkel

Kamis kemarin, aku berdua ma anakku yang sulung, sedari pagi sudah cabut ke sebuah bengkel. Mengganti sarung jok dlm bengkel yang sedikit luar biasa menurutku.

Begini:
Jika beberapa tahun yang lalu, untuk keperluan yg sama, dibengkel lainnya, aku harus datang, pilih bahan dan motif, deal harga, besoknya bisa datang dan dipasang, kali ini tidak.

Setelah deal semuanya, aku masih hrs menunggu 2 minggu lamanya untuk pemasangan. Ketika kutanya mengapa sedemikian lama? Mereka menjawab bahwa kapasitas pasang mereka hanyalah 6 - 8 jok mobil per hari. Sesuai urutan pemesanan yang masih waiting list dan kapasitas terpasang tersebut, aku harus rela menunggu 2 minggu lamanya. Luar biasa bengkel ini, kata batinku.

Kemarin kamis adalah hari pemasangan yang telah kami sepakati. Jam 08.30 tiba di tempat sudah menempati urutan yang ketiga. Belum jam sepuluh, bengkelpun penuh sudah dengan daftar pasiennya.

Semua pegawai bengkel berseragam, ada bagian bongkar jok, bagian produksi, bagian pasang, bagian door trim dan juga staff khusus penjualan, selain staff administrasi kantor sekaligus kasir yang digawangi oleh 2 mbak berjilbab yang manis-manis.

Diruang tunggu yang hanya berisi kursi untuk 6 orang itu, sempit namun lumayan karena ber AC, aku segera tenggelam dalam buku bacaan bawaanku. Anakku pun sibuk dengan komik2nya sembari asik mendengarkan headphone musik dr HP-nya.

Jam 11.30, dengan perut yang mulai menggugat, ku bersiap-siap ke mall terdekat tuk makan siang.

"Jam 12 istirahat ya mbak?" tanyaku pada mereka.

"Iya pak, kami istirahat 1 jam dan waktu untuk sholat 30 menit. Anak-anak akan mulai bekerja lagi dari jam 13.30" jelasnya dengan lemparan senyum ramahnya.

"Loh, ada jatah waktu sholatnya juga, to?" tanyaku heran sekaligus kagum.

"Iya pak, nanti waktu Ashar kami pun akan sholat untuk 30menit. Tuh tulisannya..." ujarnya lagi sembari menunjukkan jarinya ke kaca yang menghadap ke bengkel.

Dengan perlahan kuberusaha membaca pengumuman itu. Perlu sedikit usaha karena aku membaca dari belakang sehingga huruf terbalik dan membacanya pun harus dari kanan ke kiri.

Tertulis "Utamakan Sholat dari Pekerjaan".

Wah, hebat nian pemilik bengkel ini. Baru secara sadar aku melihat sekeliling ruang tunggu itu. Ternyata bengkel ini sudah berulangkali masuk ke dalam majalah-majalah yg membahas dunia otomotif.

Pemiliknya seorang muslim dari Lampung. Jumlah karyawan sekitar 50 - 60 orang. Kisaran gaji antara 1 - 3 juta (saya lupa mencatat, ini majalah tahun berapa). Bagi karyawan muslim yang melalaikan ibadah sholatnya, hukumannya nggak tanggung-tanggung, dikeluarkan dari pekerjaannya. Salut buat pengusaha satu ini.

Selepas makan siang, sambil sesekali melihat proses pengerjaan mobil, aku banyak berbincang dengan mbak anggi, mbak rini dan mas-mas di sana seputar hidup dan kehidupan, juga tentang keagamaan. Hem, sebuah tempat kerja yang sangat menyenangkan. Sebuah contoh nyata bagaimana nilai-nilai spiritual berhasil membangun sebuah company menjadi besar tersuguh di depan mataku. Allah Akbar.

Tidak ada komentar: